Peran aktif pembangunan Indonesia memang boleh melibatkan siapa saja ketika kepentingan mereka sama-sama untuk memajukan Indonesia. Senada dengan hal itu, PT Bank Syariah Mandiri atauMandiri Syariah selama periode September 2018 telah mencatatkan penyaluran pembiayaan infrastruktur dengan nilai Rp 7,47 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Syariah Achmad Reza mengatakan capaian pembiayaan ini juga diikuti dengan non performing financing (NPF) sebesar 0 persen.
PT Bank Mandiri Syariah juga akan terus menggenjot pendanaan sektor infrastruktur mulai tahun 2019. Hal ini juga memang menjadi patokan oleh PT Bank Mandiri Syariah sesuai dengan mandate perusahaan yang mengacu pada hal tersebut.
Berdasarkan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sustainability finance atau keuangan berkelanjutan disebutkan aturan tentang bank umum kelompok usaha (BUKU) III dan IV wajib menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan mulai dari 2019. Setahun kemudian,atau 2020, giliran BUKU I dan II.
Bank Mandiri Syariah optimistis tahun depan dapat kembali membukukan penyaluran pendanaan sebesar dua digit. Sepanjang 2018, hingga Oktober, fungsi intermediasi anak usaha PT Bank Mandiri(Persero) Tbk. ini naik 13,1% secara tahunan menjadi Rp 65,9 triliun.
Pengembangan infrastruktur di Indonesia sendiri memang sedang terus dilakukan, program pemerintah memang ditahun ini konsen untuk membangun infrastruktur untuk melakukan pemerataan mobilitas dan akses pemerataan ekonomi di Indonesia.
Ketika keadaan infrastruktur disebuah negeri lemah, itu berarti bahwa perekonomian negara itu berjalan dengan cara yang sangat tidak efisien. Biaya logistik yang sangat tinggi, berujung pada perusahaan dan bisnis yang kekurangan daya saing (karena biaya bisnis yangtinggi). belum lagi adengan munculnya ketidakadilan sosial, misalnya, sulit bagi sebagian penduduk untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan, atau susahnya anak-anak pergi ke sekolah karena perjalanannya terlalu susah atau mahal.