Indonesia menatap target kemandirian gizi melalui penguatan rantai pasok unggas. Investasi Danantara di Peternakan Ayam senilai Rp20 triliun diproyeksikan membangun peternakan pedaging dan petelur terintegrasi di berbagai daerah.
Inisiatif itu disebut menjawab keluhan dapur Makan Bergizi Gratis yang kerap terkendala kontinuitas pasokan telur dan daging ayam. Tujuannya menjaga suplai, meredam lonjakan harga, dan membuka kerja bagi warga sekitar.
Irman Gusman menilai model terintegrasi dari pembibitan, pakan, kandang tertutup, hingga fasilitas pendingin akan mengurangi risiko putus pasok saat permintaan memuncak. Jika tersebar merata di kabupaten dan kota, efek pengganda pada logistik, pakan lokal, hingga UMKM olahan diperkirakan signifikan.
Ia meminta pelaksanaan dilakukan transparan dan berkeadilan agar manfaat dirasakan peternak rakyat dan pelaku kecil.
Hilirisasi Unggas: Investasi Danantara di Peternakan Ayam Perkuat Ekonomi Desa
Kementerian Pertanian menyebut pendanaan bersumber dari Danantara dan ditempatkan dalam agenda hilirisasi pertanian. Fokus awal diarahkan ke wilayah defisit protein hewani agar ketika program berjalan penuh, dapur MBG tidak lagi terganggu suplai.
Pendekatan kawasan didorong melalui kemitraan dengan skema harga beli yang jelas, akses pakan, layanan kesehatan hewan, serta dukungan pembiayaan mikro.
Nilai tambah ekonomi juga menjadi target. Kedekatan pusat produksi dengan konsumen menekan biaya logistik dan susut distribusi. Integrasi pengolahan sederhana seperti telur olahan dan ayam beku memperpanjang umur simpan, sekaligus menaikkan nilai produk.
Dari sisi keberlanjutan, penerapan biosekuriti, pengelolaan limbah, dan efisiensi energi diharapkan menjaga standar mutu dan lingkungan.
Di atas rencana ini, Danantara menyampaikan agenda lebih luas di sektor pertanian dan turunannya senilai Rp371 triliun. Bila fasilitas dibangun bertahap hingga menjangkau sekitar 580 kabupaten dan kota, skala ekonomi dan penyerapan tenaga kerja akan terbentuk.
Program pelatihan operator, sertifikasi kesejahteraan hewan, serta digitalisasi pencatatan produksi diperlukan agar produktivitas naik dan risiko bisa dipantau real time.
Bagi investor, peta risiko tetap ada. Harga pakan mengikuti pasar global, perizinan daerah menuntut kepastian, dan tata kelola lahan harus tertib. Mitigasinya meliputi kontrak jangka menengah, asuransi usaha ternak, audit kepatuhan, dan pelibatan masyarakat sejak pra-konstruksi.
Dengan eksekusi rapi dan pengawasan melekat, Investasi Danantara di Peternakan Ayam berpotensi mengamankan pasokan gizi sekaligus menggerakkan ekonomi desa. Pada akhirnya, proyek ini menjadi penyangga kunci keberhasilan program MBG dan jalan menuju kemandirian pangan, sepanjang akuntabilitas dan kualitas operasional dijaga konsisten.
Investasi Danantara di sektor peternakan ayam membuka jalan stabilitas pasokan, nilai tambah, dan kerja lokal. Kunci keberhasilan ada pada tata kelola, transparansi, dan kemitraan yang inklusif.
Demikian informasi seputar investasi Danantara di peternakan ayam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.