Fenomena FOMO dalam investasi, atau rasa takut tertinggal tren keuntungan, semakin mencolok di pasar keuangan Indonesia. Perilaku tersebut muncul ketika seseorang membeli aset hanya karena melihat orang lain meraih keuntungan, bukan berdasarkan kajian terhadap instrumen, risiko, serta kesesuaian dengan tujuan keuangannya.
Tren media sosial, informasi yang deras, dan cerita sukses instan kerap memperkuat dorongan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, sifat impulsif akibat FOMO dalam investasi terutama terlihat pada kalangan muda. Mereka terpikat pada kenaikan harga emas, saham teknologi, hingga aset kripto. Kondisi tersebut sering menimbulkan pembelian di puncak harga sehingga menambah kemungkinan kerugian saat pasar terkoreksi.
FOMO dalam Investasi dan Risiko di Balik Tren Viral
Banyak ahli menegaskan bahwa keputusan emosional membuka peluang risiko finansial lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapat.
Selain itu, rendahnya literasi keuangan memperparah fenomena ini. Berbagai laporan menyebutkan generasi muda masih perlu memperdalam pemahaman terkait risiko, perencanaan portofolio, dan manajemen dana. Ketika pemahaman terbatas, tren viral lebih mudah memengaruhi keputusan.
Investor yang kurang memahami instrumen cenderung mengikuti kerumunan dan mengabaikan kajian fundamental. Ini menyebabkan tingginya risiko salah memilih aset atau salah waktu masuk pasar.
Agar terhindar dari perangkap FOMO dalam investasi, investor dianjurkan membangun tujuan keuangan yang jelas, memahami karakter instrumen, serta menyusun strategi rutin seperti pembelian berkala atau dollar cost averaging. Diversifikasi juga diperlukan untuk menekan risiko.
Selain itu, disiplin mengikuti rencana lebih penting daripada mengejar tren keuntungan cepat. Perilaku ini mencerminkan pendekatan investasi jangka panjang yang sehat.
FOMO dalam investasi dapat menggiring investor pada keputusan emosional yang merugikan. Edukasi, analisis, serta kesabaran menjadi kunci agar keputusan finansial selaras dengan tujuan jangka panjang. Investasi bukan perlombaan mengikuti tren, melainkan proses sistematis membangun kesejahteraan.
Demikian informasi seputar FOMO dalam investasi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.