Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan untuk melakukan impor daging kerbau sebanyak 20.000 ton untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang terus meningkat. Meskipun Indonesia sendiri adalah salah satu penghasil daging kerbau, jumlah produksinya terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar yang mencapai 240.000 ton per tahun.
Proses impor untuk daging kerbau dilakukan dari India, yang merupakan salah satu negara produsen daging kerbau terbesar di dunia. Impor daging kerbau ini dilakukan melalui pengadaan langsung oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) dengan harga Rp82.000 per kg.
Kepala BULOG, Budi Waseso menyatakan bahwa pengiriman daging kerbau tersebut akan tiba di pelabuhan Jakarta dan Surabaya dalam waktu dekat. Seluruh pengiriman daging kerbau tersebut telah melewati proses pemeriksaan kesehatan hewan yang ketat oleh Badan Karantina Pertanian sebelum diizinkan masuk ke Indonesia. Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian, menegaskan bahwa daging kerbau impor tersebut tidak mengandung virus penyakit yang berbahaya bagi hewan dan manusia.
Impor daging kerbau ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal yang saat ini masih mengalami kelangkaan dan harga yang tinggi. Beberapa pedagang daging menyambut baik impor dari daging kerbau ini karena dapat membantu mengurangi kelangkaan daging di pasar lokal.
Namun, impor terhadap daging kerbau ini juga menuai kritik dari beberapa kalangan yang menyebut bahwa hal ini dapat mengancam industri peternakan nasional serta dapat memperburuk defisit neraca perdagangan Indonesia. Kritik ini sebenarnya sudah lama diutarakan dan telah memicu perdebatan panjang antara pemerintah, pengusaha peternakan, dan para ahli.
Namun, dalam situasi kelangkaan daging yang terjadi saat ini, impor daging kerbau tetap dianggap sebagai solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dalam jangka panjang, Indonesia harus meningkatkan produksi daging kerbaunya sendiri serta melakukan diversifikasi produk hewan lainnya agar tidak terlalu bergantung pada impor daging kerbau. Hal ini juga perlu didukung dengan pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas peternakan nasional.