Salam Hongi akhir-akhir banyak diperbincangkan setelah kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo di Selandia Baru. Dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi disambut dengan tradisi salam yang cukup unik, yakni menempelkan ujung hidung dengan tetua Maori.
Pada kunjungan kenegaraan itu, Presiden Jokowi bertemu dengan Gubernur Jenderal Selandia Baru Sir David Gascoigne. Kemudian mereka saling melakukan salam Hongi. Foto yang beredar saat melakukan salam tradisional itu menjadi viral dan banyak yang bertanya apa itu salam Hongi?
Salam Hongi merupakan salam tradisional yang dilakukan olah Suku Maori, yakni suku yang berasal dari Selandia Baru. Masyarakat Suku Maori menganggap Salam Hongi adalah simbol perdamaian, kehidupan, dan kesejahteraan untuk menyambut tamu.
Tradisi ini dilakukan dengan menempelkan ujung hidung dengan lembut yang dipercaya untuk merasakan nafas kehidupan kedua orang yang melakukan. Dalam adat Suku Maori ada banyak tahapan dalam penyambutan tamu.
Pertama tamu yang datang dihadang oleh tuan rumah yang dianggap sebagai ksatria. Tujuannya adalah untuk melihat tamu yang datang kawan atau lawan. Sang ksatira tersebut membawa senjata yang menyerupai tombak, dalam adat Suku Maori disebut Taiaha. Selanjutnya ksatria menaruh dahan kecil untuk dipungut oleh tamu. Ini menandakan tamu datang dengan damai.
Tugas lain adalah Tetua wanita tuan rumah memberikan seruan kepada tamu, yakni isyarat yang mempersilahkan tamu masuk. Tamu wanita akan menyambut seruan tersebut kemudian sama-sama berjalan masuk dalam keheningan. Dalam perjalanan masuk mereka akan berhenti untuk mengenang leluhur.
Di pekarangan rumah, tamu dan tuan rumah akan duduk saling berhadapan yang diiringi nyanyian serta diikuti pesan dari para tetua. Setelah itu, tamu akan memberikan Koha, yakni sebuah hadiah untuk tuan rumah.
Setelah proes tersebut barulah tuan rumah dan tamu melakukan salam Hongi dengan menempelkan ujung hidung mereka. Acara selanjutnya adalah makan bersama yang dibagikan oleh tuan tumah kepada tamu.
Tradisi salam Hongi hingga saat ini masih terus dilakukan oleh Suku Maori. Bahkan hal tersebut sudah dijadikan sebagai wisata budaya karena banyak wisatawan yang penasaran saat berkunjung ke New Zaeland.