Harga batu bara dunia kembali merosot pada perdagangan Kamis (4/4/2024), dipicu oleh kecenderungan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) dan proyeksi peningkatan pasokan, khususnya dari Indonesia. Berdasarkan data dari Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Mei 2024 ditutup di posisi US$ 128,9 per ton, mengalami penurunan sebesar 1,83% dari posisi harga Rabu (03/04) sebelumnya.
Pelemahan harga batu bara terjadi di tengah sikap hawkish beberapa pejabat bank sentral AS, meskipun sebelumnya Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mencoba meredakan kekhawatiran dengan menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga akan tetap dilakukan tiga kali pada tahun ini.
Namun, kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS dan dunia akibat kebijakan yang masih hawkish dari Federal Reserve dapat mempengaruhi permintaan terhadap batu bara.
Di samping itu, data terbaru menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran mingguan AS meningkat, menandakan kemungkinan perlambatan di pasar tenaga kerja. Hal ini mendukung target penurunan suku bunga Federal Reserve sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Meskipun demikian, ekspor batubara termal Australia menurun lebih cepat dari perkiraan, yang dapat mempengaruhi pasar batu bara secara keseluruhan. Departemen Perindustrian, Ilmu Pengetahuan, dan Sumber Daya Australia (DISER) memproyeksikan penurunan pendapatan ekspor batubara termal Australia hingga tahun 2028-2029 akibat penurunan harga.
Sementara itu, Indonesia juga berkontribusi pada penekanan harga batu bara dunia dengan melimpahnya produksi batubara. Kuota produksi batubara terbaru Indonesia untuk tahun 2024 naik menjadi 922 metrik ton, 30% lebih tinggi dari perkiraan target awal.
Namun, meskipun ekspektasi menunjukkan penurunan permintaan batu bara termal Indonesia, langkah-langkah untuk memenuhi peningkatan permintaan domestik masih menjadi fokus. DISER mencatat bahwa permintaan batu bara termal di Indonesia diperkirakan akan terus menurun, sementara upaya dilakukan untuk memenuhi peningkatan permintaan dalam negeri.
Dengan demikian, pasar batu bara dunia terus berfluktuasi di tengah dinamika kebijakan bank sentral, proyeksi pasokan, dan permintaan global yang berubah-ubah. Semua pihak terkait, termasuk pelaku industri dan pemerintah, diharapkan dapat mengantisipasi dan menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
Demikian informasi seputar perkembangan harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.