Modus penipuan investasi online kian marak dengan berbagai strategi licik yang menjerat korban melalui platform digital. Media sosial, website, hingga aplikasi palsu menjadi alat utama pelaku untuk menjebak calon investor.
Kasus penipuan investasi online terbaru yang menjadi perhatian adalah penipuan berkedok trading cryptocurrency melalui platform ilegal. Dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, banyak korban tertipu hingga mengalami kerugian miliaran rupiah.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yuliyanto mengungkapkan bahwa pelaku memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mencari target potensial.
“Modus operandi pelaku adalah membangun kepercayaan dengan calon korban, kemudian mengarahkannya ke grup WhatsApp yang diklaim sebagai forum edukasi investasi,” ujarnya pada Kamis (30/1).
Dalam grup tersebut, pelaku menghadirkan sosok yang mengaku sebagai profesor atau ahli investasi. Setelah korban merasa yakin, mereka diminta mentransfer dana ke rekening yang mencurigakan. Pada tahap ini, korban dibuat percaya dengan tampilan aplikasi palsu yang menunjukkan peningkatan nilai investasi mereka.
Namun, ketika korban mencoba menarik dana, mereka justru diwajibkan membayar biaya tambahan untuk proses verifikasi. Jika korban menolak atau mulai mencurigai skema tersebut, pelaku akan memutus kontak dan menghapus jejak, meninggalkan korban dalam kerugian besar.
Beberapa kasus bahkan melibatkan dokumen palsu yang mengatasnamakan lembaga keuangan luar negeri guna memperkuat kredibilitas skema investasi. Kombes Pol Yuliyanto mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap investasi yang menawarkan keuntungan tidak wajar atau penipuan investasi online lainnya.
“Intinya, jangan mudah tergiur investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat,” tegasnya.
Demikian informasi seputar kasus penipuan investasi online di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.
