PLTA Kayan dan Proyek Strategis di Kaltara

PLTA Kayan dan Proyek Strategis di Kaltara

PLTA Kayan siap dibangun akhir tahun 2019 ini.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Kayan atau PLTA  Kayan rencananya akan dibangun secara bertahap. Pembangunan tahap pertama akan dilakukan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Perlu diketahui, jika PLTA adalah salah satu Energi Baru dan Terbarukan (EBT), sebagaimana hal tersebut program yang digalakkan pemerintah. EBT hadir dalam rangka konversi energi terbarukan yang ramah lingkungan.

PLTA Kayan Akan Sinergi dengan Proyek Lainnya

PLTA Kayan, meskipun belum dibangun namun sudah dinobatkan menjadi PLTA terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal tersebut lantaran kapasitas besar yang mampu dihasilkan oleh PLTA Kayan yaitu 9.000 MW.

Ke depannya, kehadiran PLTA Kayan dapat menunjang beberapa proyek strategis nasional lainnya di Provinsi Kalimantan Utara. Berikut ini proyek strategis yang akan bersinergi dengan PLTA Kayan.

  1. Kawasan Industri Terpadu

Laman Kemenperin.go.id menyatakan jika kawasan industri Tanah Kuning statusnya sudah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) pada revisi Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Kawasan industri tersebut memiliki luas sekitar 10 ribu hektare dan memiliki beberapa berpotensi industri seperti pengolahan mineral, kelapa sawit, kakao, dan perikanan.

Beberapa alasan pembangunan kawasan industri di Kaltara di antaranya, karena lokasi Kaltara dinilai cukup strategis karena terletak di lintasan laut perdagangan internasional. Kedua, kawasan tersebut diprediksi sebagai kawasan pusat ekonomi dunia masa depan atau Pacific Rim. 

Pembangunan pelabuhan di Kaltara diharapkan bersinergi dengan proyek strategis lainnya (kompas.com)

  1. Pelabuhan Bunyu

Dilansir dari Bisnis.com (30/10/2018) sejak 2018 lalu Pemprov Kaltara sudah merencakan pembangunan pelabuhan speedboat dan kapal ferry di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2020.

Pembangunan pelabuhan tersebut lantaran sebelumnya masyarakat masih menggunakan pelabuhan milik PT Pertamina. Pelabuhan tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian dengan transportasi laut.

Kemudian untuk dermaga speedboat juga tidak menutup kemungkinan dapat dilalui kapal besar. Ke depannya,ketika pelabuhan selesai dibangun, maka Pulau Bunyu sudah masuk dalam jaringan kapal trayek perintis.

Faktor lain dari pembangunan tersebut adalah keinginan masyarakat untuk menurunkan disparitas harga barang. Selama ini sulitnya akses ke Pulau Bunyu menjadi faktor naiknya harga barang.

Masih ada beberapa proyek strategis nasional lainnya selain PLTA Kayan, kawasan industri, dan pelabuhan. Beberapa proyek tersebut diharapkan sebagai pintu masuk Indonesia dalam menghadapi persaingan global.