Dalam upaya untuk bersaing dengan produk-produk lainnya, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat membutuhkan wadah yang dapat memperlihatkan kualitas unggulan dari produk-produk mereka. Meskipun dihasilkan secara rumahan, produk-produk UMKM Indonesia tidak kalah dalam hal kualitas dengan produk-produk dunia.
Pemilik Rolupat, Henny Christiningsih (53) telah berusaha untuk merangkul para pelaku UMKM agar dapat memperlihatkan kualitas produk mereka hingga ke pasar internasional. Namun, mencapai tahap tersebut bukanlah perkara yang mudah. Para pelaku UMKM Indonesia harus konsisten dalam menghasilkan produk terbaik mereka.
“Dalam era digital seperti sekarang, kreativitas dari para pelaku UMKM menjadi sangat penting. Kami melakukan penjualan secara online dan juga bekerja sama dengan platform e-commerce. Kami juga sering melakukan penjualan secara langsung,” ungkap Henny.
Henny menceritakan bahwa meskipun kita telah memasuki era digital, UMKM yang tergabung dalam Rolupat juga diperkenalkan ke pasar internasional melalui berbagai pameran. Hal ini bertujuan agar setiap produk UMKM buatan Indonesia dapat bersaing di era digital. Dalam konteks ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga berperan aktif dalam memajukan sektor UMKM Indonesia.
“Pada tahun 2019, saya mengikuti pameran di Turki, yaitu acara Halal Turki. Saya membawa 35 UMKM ke sana, dan produk teh serta abon (makanan) saya terjual dengan baik. Namun, produk batik kurang diminati karena fashion di Turki memiliki harga yang sangat murah sehingga minat konsumen lebih tertuju pada makanan. Pada saat itu, saya mendapatkan pinjaman dari BRI dengan memberikan aset saya sebagai jaminan karena para pelaku UMKM tersebut memiliki pesanan (purchase order) dari Turki,” cerita Henny.
Melalui kerja keras Rolupat dan para pelaku UMKM, upaya mereka membuahkan hasil yang positif. Henny menjelaskan bahwa ia berhasil memperkenalkan produk-produk UMKM Indonesia dan mendapatkan minat dari negara-negara di luar negeri untuk mengadopsi produk-produk tersebut.
“Saya juga melakukan ekspor bahan-bahan untuk dekorasi meja dan bantal ke New York. Ini masih dalam skala ritel, dengan jumlah ekspor mencapai 100 buah per kali pengiriman. Bahkan, saat ini banyak warga Korea Selatan yang datang ke Rolupat setiap bulannya untuk membeli produk batik,” ungkap Henny. Kisah sukses Rolupat menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di Indonesia. Melalui kreativitas, inovasi, dan dukungan dari lembaga keuangan seperti BRI, UMKM Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan bersaing di pasar global.