Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengatakan bahwa Indonesia harus memanfaatkan potensi laut untuk menambah nilai ekonomi negara. Indonesia harus mempertimbangkan untuk menghilirisasi sumber daya lautnya, karena negara ini memiliki dua pertiga wilayah perairan.
Menurut Jokowi, Indonesia adalah eksportir terbesar ikan tuna, cakalang dan tongkol, tetapi juga importir terbesar produk tepung ikan. Ini menunjukkan bahwa negara ini tidak memanfaatkan potensi sumber daya laut secara maksimal. Presiden Jokowi mengatakan bahwa hilirisasi sumber daya laut bisa memberikan nilai tambah besar bagi negara.
Untuk mengatasi masalah ini, Jokowi menyarankan untuk bekerja sama dengan partner luar negeri untuk menghilirisasi produk bawah laut. Ia mengatakan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan produk-produk seperti rumput laut, tuna, cakalang, tongkol, dan udang untuk menambah nilai ekonomi negara. Jokowi membandingkan Indonesia dengan China untuk menunjukkan potensi hilirisasi rumput laut.
Menurut Presiden Jokowi, China adalah eksportir terbesar rumput laut mentah dan importir nomor satu untuk produk-produk turunan rumput laut. Sedangkan Indonesia hanya menempati urutan ketiga eksportir kerajinan rumput laut, agar-agar dan bahan kekentalan dari rumput laut. Ia mengatakan bahwa Indonesia harus menjadi eksportir terbesar bahan mentah dan kerajinan.
Dengan menghilirisasi sumber daya laut, Presiden Jokowi yakin bahwa PDB dan GDP Indonesia akan melonjak. Oleh karena itu, negara harus mempertimbangkan untuk menggunakan potensi laut untuk menambah nilai ekonomi.