Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) telah menyiapkan cadangan beras sebanyak 605.924 ton dalam menghadapi periode El Nino dari bulan Juli hingga Desember 2023. Jumlah cadangan tersebut terdiri dari beras yang diperoleh dari dalam negeri sebesar 204.771 ton dan dari luar negeri sebesar 335.182 ton, sementara sisanya sebanyak 65.970 ton merupakan penyerapan komersil.
Namun, meskipun demikian, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi tetap mendorong Perum Bulog untuk terus menyerap beras dalam negeri. Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan beras dalam negeri masih belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 2,4 juta ton. Arief juga mengungkapkan bahwa impor beras yang dilakukan saat ini hanya sebagai alternatif terakhir dan dilakukan atas kebutuhan yang mendesak untuk cadangan beras.
Arief menjelaskan bahwa hingga semester pertama tahun 2023, dari target pengadaan sebanyak 2 juta ton beras dari luar negeri, baru tercapai sekitar 500 ribu ton. Ia mengungkapkan, “Kami lebih mengoptimalkan penyerapan beras dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) dan juga untuk memenuhi kebutuhan beras dalam program bantuan pangan pemerintah selama tiga bulan terakhir. Ini dapat dilakukan berkat penyerapan beras dalam negeri.”
Ia menyebutkan bahwa saat ini pengelolaan cadangan beras dan bahkan bahan pangan sudah memiliki dasar regulasi yang kuat melalui Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2022. Arief juga menambahkan, “Dengan adanya Perpres ini, kami memperkuat langkah-langkah strategis dalam membangun stok dan cadangan pangan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan, seperti Perum Bulog dan ID FOOD, untuk mengelola beberapa komoditas pangan pokok yang ditangani oleh pemerintah.”
Untuk mengantisipasi dampak dari El Nino, Arief meminta Perum Bulog untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang ada guna mengoptimalkan penyerapan hasil pertanian saat panen terutama di wilayah sentra produksi. Menurutnya, perlu mengoptimalkan penggunaan Modern Rice Milling Plant (MRMP) Perum Bulog yang ada di beberapa sentra produksi padi.
“Demikian juga dengan Corn Dryer dan kami harus memastikan bahwa silo-silo tersebut terisi dengan baik, seperti di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang akan menghadapi masa panen jagung. Ini menjadi momen bagi Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan beras,” jelas Arief soal cadangan beras.