Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak El Nino terhadap sektor pertanian di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, diperkirakan El Nino akan mempengaruhi sekitar 78-80% lahan pertanian di negara ini. Dalam sebuah forum diskusi berjudul “Meskipun El Nino Bisa Panen”, Syahrul menjelaskan bahwa fenomena El Nino telah menjadi perhatian global dan Presiden dunia mengungkapkan kekhawatirannya.
El Nino telah melanda lebih dari 70% lahan pertanian di berbagai negara, dan di Indonesia, dampaknya diperkirakan mencapai 78-80%. Syahrul Yasin juga mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan tambahan lahan seluas 540.000 hektar yang perlu disiapkan untuk percepatan tanam. Ia mengarahkan kepala dinas terkait di daerah untuk menciptakan percontohan lahan seluas 1.000 hektar guna mempercepat proses penanaman.
“Saya berharap kepada seluruh kepala dinas di Indonesia, tidak ada satu pun kabupaten yang tidak melaksanakan percontohan lahan seluas 1.000 hektar. Saya membutuhkan 540.000 hektar untuk menghadapi El Nino. Kepala dinas, kumpulkan di sini. Tugas Anda adalah mengendalikan percepatan ini dengan baik,” tegasnya.
Dalam paparannya, Syahrul menjelaskan dampak dari fenomena El Nino terhadap pertanian Indonesia. Pertama, kekeringan menyebabkan ketersediaan air yang kurang untuk tanaman. Hal ini mengganggu musim tanam, menyebabkan penurunan luas tanam, dan mengancam gagal panen.
Selain itu, perubahan cuaca yang ekstrem akibat El Nino juga berdampak pada munculnya penyakit dan hama. Fenomena ini dapat menurunkan kualitas tanaman dan mengancam stabilitas pasokan pangan. Jika panen gagal, akan terjadi penurunan pasokan pangan yang berakibat pada kenaikan harga.
Untuk mengantisipasi dampak El Nino, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Pertama, dilakukan identifikasi dan pemetaan lokasi yang terdampak kekeringan, dengan mengelompokkannya menjadi zona merah, kuning, dan hijau. Selanjutnya, dilakukan percepatan tanam untuk memanfaatkan sisa hujan yang ada.
Selain itu, pemerintah juga meningkatkan ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mempercepat proses penanaman, serta meningkatkan ketersediaan air melalui pembangunan atau perbaikan embung, bendungan, parit, sumur bor, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dan penggunaan pompa air.
Langkah lainnya adalah penyediaan benih yang tahan kekeringan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), program adaptasi dan mitigasi dampak El Nino dengan menyiapkan 1.000 hektar lahan, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Asuransi Pertanian, serta penyiapan Lumbung Pangan sampai tingkat desa.
Dalam menghadapi dampak El Nino terhadap pertanian, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan langkah-langkah strategis guna menjaga ketahanan pangan dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Semoga upaya-upaya ini dapat memberikan perlindungan bagi petani dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dalam menghadapi fenomena alam yang tidak terduga ini.