PT MNC Energy Investment Tbk (IATA), perusahaan batu bara yang berada di bawah kendali Hary Tanoesoedibjo, siap melaksanakan Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi koRporasi ini, IATA berencana menerbitkan hingga 20,19 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham. Total dana yang ditargetkan mencapai Rp1 triliun.
Manajemen MNC Energy Investment menyebutkan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari rights issue ini akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha. Penggunaan dana mencakup eksplorasi tambang, pembangunan infrastruktur, akuisisi lahan, serta pengembangan sistem operasional di seluruh entitas anak perusahaan.
Saat ini, IATA memiliki modal dasar sebesar Rp7,18 triliun yang terdiri atas saham Seri A, B, dan C. Dengan rights issue ini, modal yang ditempatkan dan disetor akan meningkat menjadi Rp2,60 triliun.
Perubahan struktur kepemilikan pasca rights issue mencakup peningkatan porsi saham Seri B milik masyarakat dari 13,46% menjadi 26,03%, sementara porsi saham Seri C masyarakat turun menjadi 10,50%.
Manajemen IATA menegaskan bahwa saham baru hasil HMETD memiliki hak yang sama dengan saham yang telah ada, termasuk hak atas dividen. Jika saham baru tidak seluruhnya dibeli, sisa saham akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lain yang melakukan pemesanan tambahan.
Proses rights issue akan dimulai dengan tanggal efektif pada 20 Februari 2025. Periode perdagangan HMETD di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlangsung dari 6 hingga 19 Maret 2025. Penyelesaian akhir, termasuk distribusi saham hasil penjatahan, dijadwalkan pada 25 Maret 2025.
Langkah itu diyakini akan memperkuat posisi MNC Energy Investment dalam industri batu bara dan mendukung ekspansi strategis di sektor energi.
Demikian informasi seputar posisi MNC Energy Investment di industri batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.
