CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk mengaku sudah mem-PHK sekitar 6.000 karyawan di perusahaannya yang lain, Twitter. Hal ini ia sampaikan pada podcast ‘The Joe Rogan Experience’ beberapa waktu lalu. Musk mengatakan bahwa sebagian besar PHK terjadi di divisi timberting dan pemasaran. Menurutnya, tim pemasaran di Twitter “sangat besar” dan terlalu banyak orang yang tidak produktif. Musk menilai bahwa dalam perusahaan, ada “terlalu banyak manajer dan tidak cukup pelaksana.”
Meskipun demikian, Elon Musk juga mengatakan bahwa Twitter bukanlah fokus utamanya, melainkan Tesla dan SpaceX. Ia menegaskan bahwa perusahaan yang ia pimpin saat ini sangat memerlukan orang-orang yang produktif dan terampil.
Pernyataan Elon Musk ini tentu saja menjadi sorotan bagi banyak pihak. Bagaimana tidak, Musk dikenal sebagai salah satu pengusaha paling sukses di dunia, dan tindakannya dalam mengelola perusahaannya selalu dinantikan oleh publik.
Namun, bagi para karyawan Twitter yang dirumahkan atau di-PHK, hal ini tentu saja merupakan berita yang tidak menyenangkan. Banyak karyawan yang khawatir akan kehilangan pekerjaan dan tindakan PHK dari Musk tentu saja menambah kekhawatiran mereka. Namun, Elon Musk juga menegaskan bahwa perusahaannya masih memerlukan orang-orang yang berkualitas, dan akan terus merekrut orang baru yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dalam dunia bisnis, PHK memang menjadi bagian yang tidak bisa dihindari terutama dalam situasi sulit seperti pasca pandemi COVID-19. Namun, perusahaan harus tetap mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan PHK mereka, dan berusaha untuk memberikan solusi yang terbaik bagi para karyawan yang terkena dampaknya. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan menjaga hubungan baik dengan para karyawan mereka, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kinerja dan produktivitas perusahaan itu sendiri. Bagaimana tanggapan Anda soal keputusan Elon Musk untuk melakukan PHK terhadap 6.000 karyawannya?