Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi investasi di sektor perkebunan kelapa sawit. Dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang digelar di Hotel Aryaduta, Kamis (4/7/2024), Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau, M Job Kurniawan, menekankan pentingnya strategi ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau.
Dengan luas perkebunan sawit mencapai 3-4 juta hektare, Riau merupakan provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Melalui Rakorda ini, pemerintah berharap dapat mengkaji dan mengimplementasikan langkah-langkah hilirisasi yang efektif untuk menarik lebih banyak investasi di sektor industri sawit.
“Hilirisasi investasi sawit ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja di masyarakat. Kami berharap ini akan mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau,” ujar M Job Kurniawan.
Lebih lanjut, Job Kurniawan menjelaskan bahwa peningkatan investasi di sektor sawit akan membuka peluang besar untuk menggali dan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada di Riau. Ini, menurutnya, akan menjadi kunci untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di Bumi Lancang Kuning.
“Hilirisasi ini tidak hanya tentang mengolah potensi yang ada, tetapi juga bagaimana kita dapat menggunakan potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Dukungan terhadap upaya hilirisasi investasi sawit juga datang dari pemerintah pusat. Staf Ahli Kementerian Investasi, Rizal Taufiq, menyatakan bahwa data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan potensi besar hilirisasi sawit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Riau.
“Hilirisasi sawit akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Riau secara signifikan. Kontribusi terbesar akan datang dari sektor ekspor, yang diproyeksikan meningkat hingga 4,8%,” jelas Rizal Taufiq.
Selain peningkatan ekspor, Rizal juga menyoroti dampak positif hilirisasi sawit pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurutnya, hilirisasi sawit tidak hanya akan meningkatkan jumlah UMKM yang terlibat dalam rantai pasok, tetapi juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
“Dampak ekonomi dari hilirisasi sawit akan sangat besar, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. Ini akan membantu mengurangi tingkat pengangguran dan memperkuat ekonomi lokal,” ungkap Rizal.
Dengan strategi hilirisasi yang tepat, investasi sawit di Riau diharapkan dapat membawa dampak positif yang luas, tidak hanya bagi industri sawit itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan ekonomi regional secara keseluruhan. Pemerintah Provinsi Riau dan berbagai pemangku kepentingan terus berkolaborasi untuk memastikan bahwa potensi besar ini dapat diolah dan dimanfaatkan sebaik mungkin demi kemajuan bersama.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi sawit di Riau. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.