Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengajak para investor Amerika Serikat untuk berinvestasi di KEK Batam atau Kawasan Ekonomi Khusus Batam, Kepulauan Riau. Ajakan ini disampaikan di sela Pertemuan Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang berlangsung di Singapura, Rabu (05/06) kemarin.
“Indonesia telah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus terkait Data Center di Batam yang didukung oleh grid energi terbarukan. Kami berharap Amerika Serikat dapat mendukung pembangunan Data Center dan jaringan kabel serat optik yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini,” ujar Airlangga.
Kerja sama antara Indonesia dan AS diperkuat melalui Comprehensive Strategic Partnership RI-AS, yang salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dalam IPEF. Menanggapi ajakan ini, US Secretary of Commerce, Gina Raimondo menyatakan dukungannya dan berjanji akan melakukannya melalui skema IPEF.
Raimondo juga mengungkapkan antusiasmenya terhadap peran Indonesia dalam IPEF dan menyebutkan bahwa 23 investor dari Amerika Serikat diundang untuk mengikuti sesi Clean Economy Investor Forum, bagian dari rangkaian pertemuan IPEF tahun ini.
Para investor AS yang hadir di pertemuan IPEF kali ini berharap dapat segera berinvestasi di negara-negara mitra IPEF, khususnya Indonesia dan investasi di KEK Batam. Selain itu, Airlangga juga menyoroti berbagai peluang investasi energi baru dan terbarukan di Indonesia, seperti carbon capture and storage, solar panel, dan geothermal.
“Indonesia sangat terbuka bagi perusahaan Amerika Serikat di bidang energi untuk beroperasi di Indonesia. Kami akan mengusulkan 19 proyek infrastruktur yang berfokus pada sektor energi, dan kami menantikan investasi dari Amerika Serikat,” tambah Airlangga.
Indonesia memiliki potensi besar dalam menerima dana International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund dan berharap Pemerintah AS dapat mendorong perusahaan-perusahaan produsen semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) untuk membangun industri di Indonesia.
Dukungan AS terkait investasi juga diharapkan dalam upaya Indonesia mempercepat transisi energi. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) akan mengulas ekosistem semikonduktor Indonesia untuk mendukung perkembangan ini.
Airlangga juga menyampaikan kesiapan Indonesia dalam memenuhi standar internasional dalam bidang tenaga kerja dan lingkungan guna mempercepat transisi energi, juga investasi di KEK Batam. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan AS untuk segera menyelesaikan Perjanjian Mineral Kritis yang bertujuan mencapai transisi energi yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Terkait Small Modular Reactor (SMR), Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia sangat terbuka terhadap implementasi investasi SMR. Pemerintah AS merespons positif permintaan ini dan akan melanjutkan pembicaraan lebih lanjut mengenai proyek transisi energi.
“Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong pertumbuhan industri berteknologi tinggi di Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global,” pungkas Airlangga.
Dengan investasi yang terus mengalir, KEK Batam diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan inovatif, menarik lebih banyak investor global dan mengangkat posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi di KEK Batam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mbipike.Com.