Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan upaya mendukung ekosistem industri kopi tak terlepas dari visi industrialisasi pangan yang dicanangkan pemerintah. Hal ini merupakan salah satu upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan setidaknya di kisaran 5%. Upaya tersebut tak terlepas dari peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendukung penguatan industri kopi secara langsung dari hulu hingga hilir.
Menurut Erick, selain industrialisasi pangan, upaya menopang pertumbuhan ekonomi adalah hilirisasi sumber daya alam dan penguatan ekonomi kreatif. Adapun industrialisasi pangan seperti penguatan ekosistem industri kopi nasional perlu digalakkan. Hal ini tak terlepas dari kontribusi konsumsi domestik terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mesti ada industrialisasi di mana seluruh stakeholders bekerja sama sehingga kualitasnya bagus, dan ada nilai tambah. Itu kita buktikan dengan hilirisasi dan domestic consumption. Jadi saya mendukung ekosistem kopi ini,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Minggu (7/5).
Salah satu bentuk dukungan BUMN terhadap pengembangan industri kopi di Indonesia adalah melalui skema Program Makmur Kopi. Skema ini dilakukan oleh semua pelaku ekosistem Kopi Indonesia di PMO Kopi Nusantara dengan BRI sebagai salah satu stakeholders utama di sana. Erick mengajak seluruh pelaku industri kopi di Indonesia untuk bekerja sama guna membangun industri kopi nasional yang tangguh dan berdaya saing.
Menurut data International Coffee Organization (ICO) 2019/2020, produksi kopi Indonesia saat ini berada di posisi ke-4 terbesar di dunia, yaitu di 686 ribu ton per tahun. Namun, posisi Indonesia masih terpaut relatif jauh bila dibandingkan dengan penghasil kopi terbesar di dunia yaitu Brazil yang mampu memproduksi hampir 20 kali lipat lebih besar, yaitu dengan produksi 3.5 juta ton per tahun atau memenuhi 35.7% dari total kebutuhan kopi dunia yang mencapai 9.8 juta ton per tahun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso menyoroti posisi Indonesia sebagai negara produsen kopi terbesar keempat di dunia. Indonesia hanya menyumbang 6,6% produksi kopi dunia, masih berada di bawah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopi Indonesia, diperlukan kerja sama antara seluruh pelaku industri kopi, mulai dari hulu hingga hilir. Dalam hal ini, BUMN mendukung penguatan industri kopi secara langsung dengan mengoptimalkan program-program yang telah ada, seperti Program Makmur Kopi.